Apa telah berhadapan dengan kegagalan maka sikap yang pertama kita lakukan adalah ucapan istigfar “as tagfirullah al aziim”, suatu ucapan yang kontradiktif sebenarnya dengan keadaan yang sedang terjadi, kalimat ini adalah ucapan mohon ampun kepada tuhan atas segala kesalahan, tapi ternyata ucapan ini sungguh sarat dengan makna, hikmah, motivasi untuk tidak berputus asa. Kita akan merasa ternyata dibalik sesuatu ada tuhan sebagai pemegang scenario dalam kehidupan kita ini. Dia yang mengatur, dia yang menyusun dan menilai apa yang terbaik buat hambanya.
Terkadang usaha kita tidak dikabulkan oleh-nya karena bisa jadi dengan keberhasilan itu membuat kesombongan, membuat orang menjadi lupa diri.
Selanjut, apabila seorang pejabat menilai dirinya gagal karena ditempatkan ditempat pada tempat yang baru yang tidak se “basah” baca terang pada tempat yang lama, maka harus disikapi dengan bahwa semakin lampu ditempatkan pada tempat yang gelap lampu atau suasana akan semakin terang benderang. Maka tetaplah bersemangat memberikan yang terbaik buat bangsa karena pertanda seseorang itu benar- benar pasti bersinar tetap bersinar dimanapun berada.
Seseorang yang gagal naik sementara dia sudah pada posisi yang cukup tepat untuk mendapat posisi bergengsi tapi justru turun satu digit atau lebih maka anggap itu bagaikan sebuah ketapel yang sedang ditarik kebelakang sehingga daya tembusnya lebih kencang dan lagi- lagi jangan berkecil hati tetaplah bersemangat.