Menebarkan ilmu pengetahuan dengan cara menulis adalah cara yang amat menguntungkan bagi guru. Karena dengan menulis, tulisan tersebut akan bisa dibaca setelah guru tersebut sudah tiada. Akan menjadi amalan tidak putus, tetap mengalir nantinya. Seperti yang dicantumkan didalam hadist Rasulullah Saw:
Dari Abu Hurairah r.a . Rasulullah Saw bersabda: “ Apabila mati anak adam maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariayah, ilmu yang bermamfaat, dan anak yang sholeh yang mendoakannya (HR Muslim).
Jadi dari hadist tersebut jelaslah bahwa ilmu yang bermamfaat akan menjadi amalan yang tiada putusnya nanti apabila seseorang telah meninggal dunia. Ilmu bermanfaat tersebut bukan saja bisa disampaikan oleh guru di dalam kelas. Malahan akan lebih tahan lama apabila dituliskan guru melalui tulisan-tulisan yang dipublikasikannya. Disamping pemenuhan angka kredit untuk kenaikan pangkat.
Guru yang suka menulis bisa dipastikan guru tersebut adalah guru yang suka membaca. Sebab menulis dan membaca dua sisi yang saling mengisi , yang saling bergandengan , sejalan untuk saling mencintai.
Sedangkan guru yang suka membaca belum tentu guru yang suka menulis. Maka guru yang suka menulis adalah guru yang mampu melihat perkembangan zaman dan mampu untuk beribadah tanpa putus-putusnya sekalipun sudah meninggal dunia.