Menggali Potensi Penerus Bangsa

oleh

Suasana semakin tenang, lantaran para pengurus dan guru pengajar Tahfidz Quran mendekati para bocah yang masih berkeliaran. Dengan senyuman, para pengurus dan guru mendekati mereka dan mulai memberikan aba aba mengajarkan pelaksanaan Shalat Dhuha.

Suatu kenikmatan dan pelatihan kesabaran serta keikhlasan dalam menghadapi mereka. Tidak ada emosi apalagi nada tinggi. Mereka pun makin tertarik ikut serta menghafalkan Al Quran, walau hanya dilaksanakan dua kali dalam sepekan.

Suatu hal yang lebih membahagiakan, para bocah berusia 4 tahun sampai belasan tahun tersebut makin mengenal masjid. Maghrib dan Isya sebagai bukti, mereka selalu hadir Shalat berjamaah bersama kaum muslim yang dikenai kewajiban.

Motivasi mereka semakin tinggi, lantaran ditawarkan semacam apresiasi dan sanksi. “Bagi anak anak bapak yang tenang melaksanakan shalat berjamaah di masjid ini, maka akan diberi hadiah kejutan. Waktu pemberian hadiah tidak ditetapkan, bisa malam nanti atau waktu waktu tertentu,” ujar saya pada para yang butuh siraman jiwa tersebut.

Menarik dibaca