Menggali Potensi Penerus Bangsa

oleh

Suatu kenikmatan dan pelatihan kesabaran serta keikhlasan dalam menghadapi mereka. Tidak ada emosi apalagi nada tinggi. Mereka pun makin tertarik ikut serta menghafalkan Al Quran, walau hanya dilaksanakan dua kali dalam sepekan.

Suatu hal yang lebih membahagiakan, para bocah berusia 4 tahun sampai belasan tahun tersebut makin mengenal masjid. Maghrib dan Isya sebagai bukti, mereka selalu hadir Shalat berjamaah bersama kaum muslim yang dikenai kewajiban.

Motivasi mereka semakin tinggi, lantaran ditawarkan semacam apresiasi dan sanksi. “Bagi anak anak bapak yang tenang melaksanakan shalat berjamaah di masjid ini, maka akan diberi hadiah kejutan. Waktu pemberian hadiah tidak ditetapkan, bisa malam nanti atau waktu waktu tertentu,” ujar saya pada para yang butuh siraman jiwa tersebut.

Mereka menyambut bahagia dengan wajah suka cita. Namun, suasana ribut sesaat lantaran ada yang menyalahkan temannya. Namun, kembali ditegaskan tidak ada yang menyalahkan teman diantara kita. “Nilai diri sendiri dan tidak boleh menyalahkan orang lain. Itu merupakan tindakan terpunji,” ujar saya yang disambut dengan keheningan.

“Bagi mereka yang rutin selama 30 hari berturut turut melaksanakan Shalat Subuh secara berjamaah di masjid, juga akan diberikan hadiah,” ujar saya, yang disambut senyuman dan keinginan dari para bocah.

Menarik dibaca