Dengan kurangnya pemahaman dan pengimplementasi nilai-nilai PPK akan membuat hak – hak orang lain tidak lagi dijunjung tinggi.
Identifikasi masalah-masalah sosial di sekolah yang mempengaruhi nilai-nilai karakter bias juga disebabkan karena kekurang pedulian dari orang tua dan masyarakat di sekitar tempat tinggal siswa. Selain itu, bisa juga disebabkan karena pesatnya arus informasi dan teknologi yang tidak terkontrol yang akhirnya dapat merusak karakter siswa.
Pendidikan karakter dipandang sebagai solusi yang tepat untuk mengatasi masalah -masalah yang terjadi di sekolah dan di rumah. Dengan pendidikan karakter siswa dapat dapat dilatih untuk membiasakan diri dan melaksanakan kegiatan-kegiatan atau pun tindakan-tindakan yang cenderung dilaksanakan di sekolah, rumah maupun masyarakat. Seperti bekerja sama, gotong royong , sopan santun, saling menghormati.
Bila kita cermati, pendidikan karakter sebenarnya sudah ada sejak zaman Presiden Soekarno yang mencanangkan nation and character building dalam rangka membangun dan mengembangkan karakter bangsa Indonesia guna mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu menciptakan masyarakat adil dan makmur berdaasarkan Pancasila (Puskur, 2010:1).
Untuk itu, sangat diperlukan pemahaman lebih lanjut untuk melaksanakan pendidikan karakter. Semua pihak bertanggung jawab atas pendidikan calon genarasi penerus bangsa, namun keluarga merupakan pihak yang pertama dan utama bagi pendidikan karakter anak di rumah, di sekolah dan masyarakat.