Di segi fasilitas penunjang, areal parkir sempit, apalagi untuk bus pariwisata. Fasilitas lain yang juga perlu disiapkan untuk menunjang wisata sejarah dan religi tadi, seperti kamar mandi dan ruang istirahat tamu yang memadai, pustaka mini, berikut kafe/kios menjual kuliner dan asesories.
Untuk perluasan parkir di dekat masjid, tidak mudah. Sebab, jalan masuk kecil, dan masjid berada di tengah pemukiman padat. Solusinya mungkin, arial parkir dibuat agak jauh. Terus, tamu jalan kaki ke masjid sembari menikmati sejuk dan indahnya alam Kota Padangpanjang, sebagai bagian daya tarik.
Terkait upaya mendudukan sejarah Masjid Asazi, usul yang muncul malam itu selain minta peran arkeolog, juga perlu mencari data ke Belanda. Jawab Novi Hendri, usulan ini akan dibawa ke rapat Pemko-DPRD, nanti. Begitu juga dengan fasilitas penunjang, terutama arial parkir tadi.
Untuk membangun berbagai fasilitas penunjang tadi, termasuk upaya finalisasi sejarahnya, tentu akan butuh biaya besar. Jadi, ini perlu kita bicarakan lebih jauh, kata Novi Hendri sebelum menyerahkan bantuan Pemko Rp 20 juta untuk Masjid Asazi kepada ketua pengurusnya, Aswir Dt.Panjang, malam itu.