“Festival Olahan Daging Kambing ini sengaja kami gelar untuk memicu masyarakat dan peternak-peternak kita di Sumatera Barat. Bahwa ternak kambing itu bisa diolah untuk berbagai ragam kuliner dan menguntungkan. Lalu setelah diolah ternyata sangat enak, tidak berbeda rasanya dengan olahan daging yang lain,” ujar Nurkhalis yang juga merupakan anggota Komisi II DPRD Sumbar tersebut.
Nurkhalis menambahkan, beternak kambing dan domba memiliki prospek yang bagus dan menjanjikan untuk petani. Hal ini menjanjikan, karena pengembangan kambing dan domba tidaklah sulit, iklim dan topografi di Sumatera Barat sangat mendukung.
Berternak kambing dan domba bisa dijalankan di seluruh kabupaten/kota di Sumbar. Beternak kambing dan domba juga akan menguntungkan petani. Karena hewan ini bisa melahirkan hingga tiga kali dalam kurun waktu dua tahun, karena masa buntingnya adalah lima bulan.
Berbeda dengan sapi yang biasanya melahirkan hanya satu kali dalam setahun. Selain itu, peternakan kambing dan domba adalah jenis beternak yang dikembangkan oleh nabi.
Hal ini sejalan juga dengan filosofi masyarakat Minangkabau yaitu, Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.
Mengingat berbagai keuntungan yang akan didapat dari beternak kambing dan domba, Nurkhalis berharap adanya peningkatan populasi ternak kambing dan domba di Sumbar melalui kegiatan beternak hewan ini oleh masyarakat.