Mengkritisi kejadian ini kalau dugaannya memang benar itu berarti “Nikmat yang membawa sengsara”, jangan biarkan berlarut-larut. Kita harus sadar, punya anak-punya istri, jangan sampai berurusan di ranah hukum. Karena sebagai warga negara Republik Indonesia siapapun dari penjahat sampai penjabat bahkan wakil rakyat tidak ada yang kebal hukum.
Marilah kita sadar kembali ke fitrah syukuri apa yang ada, jangan terlalu ambisius untuk mendapatkan kekayaan. Allah Subhanawataalla akan marah besar. Jadilah wakil rakyat yang benar-benar demi kepentikan rakyat. Kita mau jujur tidak ada orang yang tak ingin kaya, dan tidak ada orang yang mau miskin berkepanjangan.
Berusahalah untuk mencari kekayaan dengan jalan yang benar, dengan jalan ridho Allah.Bukan memakai aji mumpung.Memang dalam realita kehidupan yang namanya kesempatan itu hanya satu kali, tetapi kalau sudah berulang-ulang itu bukan kesempatan yang satu kali.
Seandainya terjadi wakil rakyat terlena dalam buaian “Nikmat Membawa Sengsara” menyesal kemudian tidak ada artinya, ketika harus berurusan dengan ranah hukum, kewibawaan kita sebagai wakil rakyat juga luntur pamornya. Sekedar mengingatkan “Jangan Bermain Api di Ranah Pokir!”.
Editor : Saribulih