Selanjutnya, inovasi. Mahyeldi menyampaikan, salah satu inovasi yang perlu dihadirkan adalah dengan memberlakukan sekolah alam. Cukup banyak tempat-tempat yang bisa dikunjungi dan dapat dijadikan peserta didik sebagai media untuk menimba ilmu.
“Misalanya di depan Hotel Grand Inna Padang ada Tugu Gempa dan Museum Aditiawarman, Kemudian kawasan pertanian di Lubuk Minturun, dan tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah lainnya,” jelasnya.
Kepada peserta kuliah umum, Mahyeldi berharap, nilai-nilai keteladanan yang dilihatkan seorang Buya Hamka selama masa hidupnya dapat menjadi teladan bagi generasi yang sekarang dan yang akan datang.
“Semoga, melalui upaya ini diharapkan ke depan Sumatera Barat atau Ranah Minang akan terus melahirkan generasi-generasi seperti Buya Hamka selaku tokoh nasional yang taat beribadah dan juga memiliki integritas yang tinggi. Banyak hal positif yang dapat kita ambil dan kita tiru dari kepribadian beliau,” imbuh wali kota yang juga seorang da’i tersebut.
Kuliah umum diikuti sekitar 50 orang peserta yang terdiri dari guru dan kepala sekolah SMP dan SMA, pengurus yayasan dan karyawan pesantren setempat. Hadir mendampingi walikota, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Edi Hasymi, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Guswardi, Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Amrizal Rengganis.