“Ini mengindikasikan bahwa pasar modal Sumbar memiliki daya tahan dan prospek yang menjanjikan,” katanya.
Selain transaksi efek ekuitas, nilai aset saham juga mencatat kenaikan signifikan. Per 30 November 2023, nilai Aset Saham naik 54% dibandingkan akhir 2022, mencapai Rp1.585.660.658.831.
Sementara itu, nilai Aset Non Saham juga mengalami kenaikan sebesar 14% mencapai Rp2.218.062.864.608.
Dilihat dari sisi profesi, tergambar bahwa investor Sumbar didominasi oleh mahasiswa/pelajar (22.973 SID C-Best), diikuti pegawai swasta (22.812 SID C-Best).
“Investor asal Kota Padang mendominasi transaksi dengan persentase 80,6% dari total transaksi bursa investor di Sumbar pada November 2023,” kata Early.
Namun, perlu diperhatikan terkait inklusi keuangan di beberapa daerah seperti Sawahlunto, Padang panjang, Kota Pariaman, dan Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Meskipun telah terjadi kemajuan, daerah-daerah ini membutuhkan upaya percepatan dalam peningkatan literasi keuangan.(rel)