Oleh : Elfi Junaida (Kepala SMAN.1 Pariaman)
Saat ini, informasi dari media sosial merupakan kosumsi yang selalu diburu oleh pengguna intenet (netizen). Warga Netizen harus mewaspadai bahwa setiap informasi yang masuk belum tentu semuanya benar. menerima dan mempercayai informasi-. Informasi yang benar akan memberikan manfaat, sebaliknya menerima informasi yang tidak benar akan mengamcam kehidupan dan merusak hubungan silaturrahmi.
Informasi yang tidak benar atau informasi palsu disebut hoax. Hoax didefinisikan sebagai informasi palsu yang memanfaatkan niat baik pembaca untuk menyebarkannya, sehingga lalu lintas peredaran data di internet menjadi makin padat dan pesat (Anto Satryo Nugroho.2013).
Berdasarkan pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa hoax merupakan informasi yang tidak dapat dipastikan kebenarannya dengan tujuan untuk memberikan kebingungan dan kegundahan pembaca.
Netizen harus mampu menentukan perbedaan informasi yang sesungguhnya dan informasi yang hoax. Ciri-ciri hoax adalah sebagai berikut pertama, didistribusikan melalui media sosial yang tersebar sangat cepat sekali.
Kedua, berisi informasi atau pesan yang membuat cemas, panik bahkan kemarahan pembaca. Ketiga, menginginkan agar pembaca segera memforwardkannya lebih luas.
Keempat, umumnya pengirim pertama hoax tidak diketahui identitasnya.
Hoax juga berkembang dan menyerang warga sekolah, baik melalui tulisan maupun dari mulut kemulut. Tidak menunggu waktu yang terlalu lama virus hoax dengan cepat meluas di sekolah.
Hal ini akan menimbulkan rasa benci dan jengkel antar sesama siswa, guru bahkan kepada kepala sekolah. Padahal informasi tersebut hanyalah informasi palsu yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
Berita hoax ketika konfirmasi lebih lanjut, mereka akan menjawab, “kata orang-orang”. Kemudian penyebar berikutnya juga berbicara demikian dan informasi terus meluas tanpa batas.
Hoax diartikan banyak kata yaitu, tipuan, menipu, kabar burung, informasi bohong, penginformasian palsu, informasi palsu dan kata-kata lain yang sejenis. Maka setiap informasi harus diseleksi agar hoax tidak berkembang.
Jika tidak diseleksi, maka akan mempengaruhi kita untuk menyebar kebohongan atau kepalsuan.
Hoax berdampak negatif terhadap semua pihak yang terlibat. Terjadinya perkelahian antar siswa dan antar sekolah tidak jarang disebabkan oleh Hoax.
Siswa yang terkena issu yang belum tentu kebenarannya akan merasa minder dan rendah diri, bahkan membuat mereka takut datang ke sekolah. Peran guru, walikelas dan guru BK sangat dibutuhkan agar tidak ada siswa yang merasa tidak nyaman datang ke sekolah.
Dikalangan guru sendiri hal ini mungkin saja terjadi sehingga mengakibatkan suasana yang canggung dan tidak kondusif di sekolah yang tentu saja berdampak terhadap pembelajaran di kelas.
Hoax yang menyerang sekolah akan mempengaruhi siswa dan mutu pendidikan. Guru berperan aktif untuk mengedukasi siswa, keluarga dan kolega agar memerangi hoax. Guru setiap hari berhadapan langsung dengan siswa. Seorang guru dapat menghindarkan siswa dari hoax dengan cara sebagai berikut, pertama, sosialisaikan dampak hoax kepada siswa, keluarga dan teman sejawat.
Kedua, menanamkan dan membudayakan sikap selektif. Informasi yang diterima diselidiki betul sumber, penyebar dan dasarnya. Informasi dari sumber, penyebar dan dasar yang tidak jelas harus diabaikan. Sikap selektif harus ditanamkan dan dibudayakan kepada semua warga sekolah sehingga terhindar dari hoax.
Ketiga, mengintegrasikan nilai edukasi hoax dalam proses pembelajaran di kelas. Pada proses pembelajaran di kelas siswa dikontrol agar tidak berbicara bohong dan selalu jujur. Siswa berbicara bohong mendapat teguran dari guru agar dilain kesempatan tidak diulanginya lagi.
Guru memberikan bimbingan khusus kepada siswa. Siswa yang selalu jujur mendapat pujian ataupun penghargaan. Guru jangan berbicara bohong atau hoax pula dengan siswa dan teman sejawat.
Mari berkata dengan jujur sesuai dengan kenyataannya. Sikap dan tindakan guru akan selalu menjadi tolak ukur dan diteladani oleh para siswa. Kejujuran guru akan dapat mempengaruhi kejujuran siswa, dan akhirnya siswa akan terlindung dari hoax.