Murray mengakhiri puisi tersebut dengan nada ironis, yang sangat cocok dengan sisa isi puisi namun muncul secara tidak terduga. Murray berkata,
Baca : Tulis Tangan Novel Seorang Waanyi
“Ketika kita mempertimbangkan bagaimana sebuah agama dengan banyak ide mungkin tampak mirip dengan salah satu puisi panjang yang tidak membosankan tetapi sedikit berulang-ulang, kita menemukan bahwa agama memiliki plot pertanyaan yang sama, “Mengapa itu terjadi?”.
“Agama adalah puisi. Mereka menyatukan siang hari dan pikiran kita yang bermimpi, emosi, naluri, napas, dan gerakan asli kita.” Murray mengatakan ini dalam salah satu puisinya untuk menunjukkan bahwa agama akan terus menunjukkan perspektif unik tentang dunia, terlepas dari kenyataan bahwa banyak orang tidak percaya agama sebagai puisi. Di sisi lain, bait ini menarik minat pembaca untuk mencari gagasan dan ide ide baru.
Baca : Satpol PP Padang Sapu Bersih Lapak PKL
Pada tahun 1971, untuk mencurahkan perhatiannya pada puisi secara penuh, Murray meninggalkan pekerjaannya sebagai penerjemah dan pekerja pemerintah di Canberra. Murray kembali ke Bunyah untuk mendapatkan kembali sebagian dari rumah keluarganya yang hilang pada tahun 1975.
Murray dan keluarganya berkunjung ke sana sesekali sampai tahun 1985, Murray dan keluarganya bersatu dirumah tersebut dan hidup bersama mereka selamanya.
Di Australia, Murray memiliki karir yang cukup panjang dalam dunia puisi dan jurnalisme sastra. Angus & Robertson menerbitkan Puisi Terpilih oleh Murray ketika ia berusia 38 tahun, yang menandakan kenaikannya sebagai salah satu penyair besar di Australia.
Baca : Demi BBM, Warga Siberut Harus Antri Dua Hari di SPBU
Selain menulis puisi, Murray juga menulis banyak buku. Peasant Mandarin (1978) yang menganjurkan semangat anti-elitis “Australocentrism” dan juga menunjukkan penghargaan yang kuat untuk pendidikan klasik dan tradisinya. A Working Forest (1997), buku yang berisi potongan-potongan yang mengkritik akademisi karena membuat puisi tidak dapat diakses oleh masyarakat umum dan mengungkapkan penghinaan Murray terhadap genre sastra modern.
Les Murray menulis lebih dari 30 volume puisi. Murray digambarkan oleh akademisi David McCooey pada tahun 2002 sebagai “penyair klasik yang karyanya sangat khas.”
Halaman
<< ➊ ➋ ➌ >>