Mereka mengungkapkan dari semula sebagai kantor untuk aktifitas kegiatan perkantoran Dinas Kebudayaan dan UPTD Taman Budaya, dialihkan sebagai bangunan hotel bintang lima. Sementara pembangunan zona B, yang semula direncanakan untuk aktifitas seniman, yang nantinya memuat bangunan teater utama, bioskop, gallery, labor musik, tari, perpustakaan, dan lain-lain tidak berlanjut pembangunannya.
Syarifuddin Arifin, seniman yang dikenal sebagai penyair lintas negara mengatakan alangkah baiknya pembangunan kompleks zona B ini diselesaikan dahulu. Agar para seniman bisa beraktifitas normal kembali. Baru kemudian rancangan zona C ini diteruskan.
Ery Mefri koreografer yang diketahui telah malang melintang di panggung-panggung Internasional, melengkapi. “Pada hakekatnya kami para seniman, tidaklah anti pembangunan.”
Ery mengatakan jika pembangunan Zona B selesai, maka para seniman pun dapat kembali bisa beraktifitas seperti semula. Sementara pemerintah maunya merubah rencana menjadi hotel, para seniman tidak akan menghalangi
“Sekarang ini, seolah-olah kami ini para seniman diperlakukan malah jauh lebih buruk daripada sampah. Dibuang tanpa tahu tempatnya. Padahal, sampah saja jika dibuang, ada tempatnya, begitu kira-kira analoginya,” tambah Ery Mefry.