Menariknya, sambung Sulaiman, analisis strain menunjukkan tipe A ternyata jarang ditemui di China. Virus tipe A ternyata lebih umum ditemukan di Australia dan AS, kecuali New York. Sebanyak dua pertiga sampel di AS memiliki tipe A.
“Sedangkan Virus tipe B merupakan hasil mutasi dari tipe A. China (Wuhan) episenter awal pandemi itu terutama diserang oleh SARS-CoV-2 tipe B ini, yang mulai beredar di akhir Desember 2019,” ujarnya.
Baca : Fahira Idris : PSBB Punya Daya Tekan dan Jangkau Lebih Kuat
“Tipe B kemudian ditemukan di hampir semua sampel di negara Asia Timur lain, seperti Jepang dan Korea Selatan, yang menunjukkan kemudahan mereka menginfeksi dengan sistem kekebalan tubuh populasi di sana. Sehingga virusnya tak perlu bermutasi lagi. Tipe B ini kemudian menyebar ke Eropa, selanjutnya ke New York,” jelasnya.
Ia menambahkan, Virus tipe C ditemukan di Singapura, Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan. Eropa (Perancis, Italia, Swedia, dan Inggris), juga California (AS) dan Brasil dijangkiti juga oleh virus tipe C ini.
“Fred Hutchinson Cancer Research Center, hingga Jumat (10/4/2020), telah mengoleksi 3.123 urutan genom lengkap dari sampel SARS-CoV-2. Jumlah genom dari SARS-CoV-2 ini meningkat hingga ratusan setiap harinya seiring dengan terus masuknya data dari berbagai negara di dunia, kecuali Indonesia,” ungkap Sulaiman. (Salih/rel)