Lawang Park, Wisata Meditasi dan Perenungan Ulang

oleh

“Dua tahun saya meyakinkan ninik mamak. Bersama anak-anak muda di sini, saya membentuk Forum Wisata Madani. Kita ada pelatihan-pelatihan dan kegiatan lainnya,” papar Mak Etek.

Menariknya, setelah Lawang Park dibuka maksiat berkurang. Saat puncak bukit tersebut rimba belantara, hampir tiap minggu ada yang tertangkap mesum. Hal inilah yang melunakkan hati para ninik mamak tersebut, sehingga Lawang Park diizinkan membangun apa saja.

“Pariwisata itu memberantas maksiat. Dengan membangun wisata, tempatnya menjadi terang benderang. Kita menerima pelatihan dari perusahaan. Kita jual paket training, outbond, wisata keluarga, paralayang dan seterusnya. Bahkan, akrobatik paragliding, angin yang bisa itu ada dua, di Lawang Park dan satu lagi di turki,” tuturnya.

Terkait pariwisata Agam, ada 21 desa wisata yang akan dikembangkan. Terbanyak di Sumbar dan Indonesia. Diantaranya, Museum Buya Hamka yang bisa dijadikan wisata religi dan kajian agama.

“Saya membayangkan keramba ikan sebagai homestay, ada terasnya untuk mancing ikan. Orang ke sana naik perahu. Kemudian ada restoran terapung. Jadi, keramba itu bukan dimusnahkan tapi alih fungsi,” pungkasnya. (JPS)

Menarik dibaca