“Dan pertumbuhan ekonomi itu berbanding lurus dengan penurunan angka kemiskinan. Apalagi angka kemiskinan di Bengkulu masih berada di peringkat 7 nasional dan nomor 2 di Sumatera. Ini musti mendapat perhatian serius. Salah satunya memang konektivitas infrastruktur. Sehingga moda barang dan jasa menjadi lebih murah,” urai La Nyalla dalam sambutannya.
Ia pun memberikan ilustrasi sebagai contoh, bagaimana Provinsi Jawa Timur dapat menurunkan angka kemiskinan sehingga bisa di atas rata-rata nasional, melalui program APP (anti-poverty program). Yang udah dijalankan sejak kepemimpinan Gubernur Soekarwo hingga sekarang Gubernur Khofifah. “Bukan karena saya berasal dari Jatim, tetapi program APP Jatim saya rasa bisa menjadi inspirasi,” tandasnya.
Program APP di Jatim adalah dengan membentuk kelompok usaha masyarakat yang diberi modal hibah alat produksi, dan dibarengi dengan disiapkannya mitra usaha sebagai pembeli atau penampung hasil produksi.
“Jadi dari produsen sampai market difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi. Lalu Kadin di Jatim juga difasilitasi untuk dapat melakukan misi dagang antar provinsi. Bahkan memiliki sekretariat B to B antar provinsi. Ini saya rasa cukup bagus sebagai role model,” ungkap Senator asal Jatim yang meraih 2,2 juta suara itu.