Perkembangannya sebagai pusat studi Islam lebih pesat sejak kegiatan di Surau Jambatanbasi dipimpin oleh Syeh Haji Abdul Karim Amrullah (HAKA), ayah HAMKA (Haji Abdul Malik Karim Amrullah). Dari kegiatan studi Islam di Surau Jambatanbasi itu pula pada 1911 M Syeh HAKA mempelopiri pendirian Perguruan Thawalib Padang Panjang, (diduga) pesantren pola klasikal pertama di tanah air.
Setelah itu di kota ini juga berdiri pesantren pola klasikal (ada ruang kelas dengan bangku/meja, ada tingkatan kelas dan kurikulum) lainnya, seperti Diniyah School (1915 M), Thawalib Gunung (1921 M), Diniyah Putri (1923) dan Perguruan Muhammadiyah Kauman (1926). Muridnya datang dari berbagai daerah di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Indonesia timur, termasuk dari negeri jiran seperti Malaysia.
Kunjungan rombongan Rektor Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, Syeh Abdul Rahman Taj ke Padang Panjang pada 1956 M, kaget melihat banyaknya pesantren di kota ini. Termasuk adanya pesantren dengan murid khusus Wanita, yakni Diniyah Putri yang didirikan soleh Rahmah El Yunusiyah.
Komentar