Nasrul Abit berterimakasih atas dukungan tersebut. Baginya, apa yang dilakukan itu sudah menjadi tugasnya sebagai kepala daerah.
Ia kemudian menceritakan kembali perjalanannya ke Wamena untuk melihat para perantau Minang yang terjebak dalam kerusuhan. Saat itu ia berhasil memulangkan sekitar 800 orang, yang mayoritas terdiri dari perempuan dan anak-anak.
“Ada yang di rumah sakit, si Putri, saya datangi langsung. Kemudian mayoritas pengungsi di Makodim, saya lihat sedang mereka, sampai nangis saya melihat mereka. Ada yang hanya bisa bawa baju saat lari dari perusuh,” sebut Nasrul Abit.
Dia mengaku tidak memiliki rasa takut saat melakukan aksi kemanusiaan itu. Sebab tekadnya sudah bulat ingin menyelamatkan warganya dari kerusuhan.
“Tidak ada rasa takut. Tapi ketika sudah pulang, saat baru tiba di Jakarta, baru saya takut saya. Terbayang andai kena panah atau semacamnya. Alhamdulillah Allah memberi perlindungan,” ujarnya. (rel/adv)
Tip & Trik