
Mulai dari adanya perubahan rezim yang juga ditandai perubahan kurikulum, adanya keterbatasan SDM, dan karena adanya tuntutan perubahan perubahan zaman sendiri.
“Dalam kegalauan tersebut, kita mencoba melakukan pemikiran atau ijtihad, bagaimana dunia pendidikan di negeri kita kembali jaya. Sumbar yang dulunya menjadi kiblat pendidikan bisa kembali kita rasakan,” ujar Supardi.
Ia menuturkan, tiap tahun perguruan tinggi di Sumatera Barat mewisuda lulusannya, yang melahirkan orang-orang pintar. Namun yang sangat disayangkan perguruan tinggi hari ini hanya mampu melahirkan orang-orang pintar, bukanlah orang cerdas yang bisa dibanggakan di tingkat nasional. Sementara dulu Sumatera Barat dikenal sebagai daerah industri otak.
