PAYAKUMBUH SpiritSumbar.com – Bimbingan Teknis (Bimtek) Digitalisasi Bahan Ajar untuk Guru SMK se-Kota Payakumbuh telah selesai dilaksanakan.
Dari 10 November hingga 8 Desember 2022, sebanyak 450 guru serta kepala/wakil kepala sekolah SMK se-Kota Payakumbuh yang terbagi dalam 9 angkatan telah dibekali keterampilan terkait digitalisasi bahan ajar.
Dalam Bimtek yang berlangsung di Rocky Hotel Bukittinggi ini, para peserta didampingi oleh para pakar yang didatangkan dari Jakarta dan Padang. Bimtek ini merupakan program Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat dengan dukungan dana Pokir Ketua DPRD Sumbar, Supardi.
Dalam acara penutupan Bimtek pada Kamis (8/12/22), Supardi berbicara banyak hal mengenai kependidikan, kemandirian, serta visi menghadapi era digital. Politisi dari Partai Gerindra ini, melihat bahwa saat ini dunia berubah dengan cepat. Segala aspek kehidupan berkaitan erat dengan teknologi digital yang terus diperbaharui. Siswa kadang lebih menguasai dan akrab dengan perubahan tersebut ketimbang guru. Karenanya, guru perlu dibekali keterampilan digital, termasuk digitalisasi bahan ajar.
“Siswa-siswa kita sekarang, punya banyak sekali referensi belajar. Mereka bisa belajar banyak hal di dunia virtual. Pendidikan formal kini bukan lagi satu-satunya sumber ilmu. Guru-guru kita perlu persiapan untuk menghadapi perubahan ini,” kata sosok yang dikenal punya perhatian terhadap dunia pendidikan.
“Kita berharap guru bisa mengimbangi siswa dalam soal pengetahuan digital. Ketika siswa melihat guru kurang mengerti dunia digital, maka kepercayaan siswa bisa hilang. Guru tidak dianggap lagi tauladan, fungsinya sebagai mediator dan fasilitator bisa goyah,” jelas Supardi.
Era digital ini juga menuntut guru untuk merenovasi mindset hubungan guru-murid. Masih menurut Supardi, pesatnya perkembangan berbagai media digital baru yang dapat diakses dengan gampang oleh siswa, membuat guru harus memposisikan diri sebagai mediator.
“Guru tidak bisa lagi melihat siswa sebagai gelas kosong yang harus diisi hanya oleh guru. Mereka telah memiliki banyak pengetahuan. Tugas guru saat ini adalah sebagai mediator, bagaimana memediasi pengetahuan yang siswa miliki menjadi sesuatu yang positif,” lanjutnya lagi.
Hal tersebut dibenarkan salah seorang guru peserta Bimtek. Menurut Rizky Rahmayeni, guru dari SMK Taman Siswa Payakumbuh, siswanya memang lebih mengenal dunia digital dibanding kebanyakan guru.
“Jika kita ketinggalan (dalam pengetahuan dunia digital), maka akan makin susah proses pembelajarannya. Siswa kita sudah mengerti banyak hal, dan itu harus kita imbangi. Ini menurut saya pentingnya Bimtek ini,” kata guru matematika berusia 33 tahun itu.