“Namun ini masih rendah jika dibanding dengan rata-rata pertumbuhan nasional, yang berada di angka lima persen,” katanya.
Bahkan itu juga berada di bawah target rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Sumbar yang seharusnya 4,8 atau 4,9.
Ia menilai pertumbuhan ekonomi Sumbar akan bisa terus merosot jika tak ada terobosan. Termasuk akan semakin turun jika tol di Sumbar tak kunjung usai. Sumbar akan semakin tertinggal dibanding daerah-daerah yang sudah terhubung tol sepetti Lampung, Riau, Medan dan provinsi lainnya.
“Pertumbuhan ekonomi Sumbar, termasuk Payakumbuh erat kaitannya dengan perdagangan dan ini membutuhkan persaingan kemudahan transportasi serta distribusi, jika ada tol tentu lebih mudah. Ini sebuah keharusan,” katanya.
Persoalan lainnya di Payakumbuh yakni tingginya tingkat pengangguran. Payakumbuh berada di nomor 3 dengan jumlah pengangguran terbanyak dibanding kota-kota lainnya di Sumbar.
“Ini persoalan yang harus diselesaikan, penagngguran, kemiskinan itu sangat berpengaruh pada kesejahteraan sosial. Ini menjadi PR ke depan,” katanya.
Selain itu, permasalah judi online juga sudah mengkhwatirkan karena telah menjadi candu. Banyak mahasiswa, termasuk mahasiswa asal Payakumbuh yang tersangkut biaya pendidikan karena judi online.
Komentar