Pihak nya juga mengunjungi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bahkan mereka berkomitmen untuk mengangkat Maek untuk menemukan sejarah baru peradaban di Indonesia.
Dulu pada tahun 1985 menhir di sini lebih dari empat ribu dan banyak tersebar. Namun, karena masyarakat tidak tahu itu batu apa, digunakanlah untuk keperluan pondasi, tempat duduk di rumah, dan lain-lain.
Dari jumlah sebanyak itu artinya ada banyak manusia yang telah dikuburkan di daerah ini dan bisa disimpulkan bahwa Maek dahulunya merupakan peradaban besar yang ada sebelum tahun masehi.
Jadi untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan optimalisasi pembangunan pariwisata di Sumbar , pihaknya melaksanakan sejumlah kegiatan besar seperti FGD dan yang lainya. Kenapa FGD yang melibatkan tokoh adat Maek dan lainya karena, kita tidak ingin terjadi sejarah kelam ketika Maek menjadi destinasi internasional, masyarakat setempat tidak menjadi penonton saja, namun ikut mengelola tanpa melibatkan pihak lain.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Saifullah mengatakan, kita mengapresiasi kepedulian banyak pihak untuk pelestarian peninggalan situs kebudayaan yang dilindungi, termasuk Ketua DPRD Sumbar. Banyak misteri yang belum terungkap pada Kenagarian seribu menhir Maek ini belum terungkap, sehingga kegiatan ini penting dilaksanakan.