Dia mengatakan dua bulan yang lewat dirinya datang ke Maek dan bertemu dengan salah seorang tokoh masyarakat, dari perempuan itu terungkap, sudah banyak pakar-pakar yang datang, namun belum ada hasil penelitiannya yang mebuahkan hasil. Pada tahun 1985 UGM juga mengabil beberapa sampel yaitu gigi, tengkorak kepala dan tanah untuk diteliti, namun hingga sekarang belum ada hasil.
“Jadi saya sudah datang ke UGM untuk melihat sampel itu secara langsung, hingga sekarang masih ada,” katanya.
Untuk lebih memperdalam, pihaknya datang ke BRIN dan menemui kepala untuk mengurus situs-situs pra sejarah, bahkan mereka berencana untuk melakukan Radiocarbon dating, sehingga tengkorak itu akan di autopsi kembali untuk menentukan usia dari fosil itu.
Tidak hanya peradaban, pihaknya juga ingin mengungkapkan misteri menhir yang ada di Maek telah berumur berapa tahun.
Jadi dengan metode penelitian yang dilakukan oleh BRIN, bisa dilakukan di Indonesia atau Amerika, kalau di sini bisa, namun waktunya panjang dan sering tidak diakui dunia, sementara di Amerika waktunya satu atau dua bulan namun harus membayar untuk satu sampel.