Agar keinginan itu dapat terwujud, sepertinya, jajaran kepsek harus kebut untuk melakukan totalitas kinerja. Supaya predikat hasil UN yang baik dapat tercapai lagi seperti tahun lalu.
Menyoal UN, kata Hendrajoni, peserta didik yang lolos betul-betul memiliki kompetensi ilmu pengetahuan yang baik tanpa ada faktor-faktor lain. untuk itu, pemimpin lembaga pendidikan di masing-masing sekolah segera ekstra untuk mengejar harapan.
“Jadi saya berpesan yaa,,, yang tidak naik jangan dinaikin. Yang bodoh tinggalkan saja kalau memang patut”terangnya lagi.
Sementara, Kepala Sma 1 Painan, Tukino, mengatakan, soal pergi studi banding ke Taiwan itu belum jelas karena berhubung waktu sangat mepet (dekat). Jadi bisa dialihkan ketempat tujuan lain.
“Awalnya kita, memang tujuannya ke taiwan, tapi karna waktu sudah dekat, saya pikir mungkin tidak kesana. Bisa jadi tempat lain yang belum pernah dikunjungi” katanya.
Tukino mengakui, dana yang dipakai untuk pergi studi banding itu merupakan dana yang telah ditabung oleh kepala sekolah selama 4 tahun. Setelah terkumpul dan didasari kesepakatan bersama dalam MKKS maka para kepsek tingkat SMA ini akan menggunakan dana itu untuk pergi studi banding sesuai tempat yang disepakati.