Oleh: Sukirman (Widyaiswara Madya LPMP Sumbar)
Dalam menjawab tantangan di masa depan, SDM pendidikan perlu dibekali dengan beberapa kompetensi, yaitu kreatifitas, kolaborasi, komunikasi, pemikiran kritis, kemampuan berlogika, dan kepedulian terhadap sesama.
Untuk itu perlu seorang pemimpin yang bisa menciptakan suatu lingkungan yang aman bagi bawahannya dalam mencetuskan gagasan, mengkritik atasan, dan mencoba suatu hal yang baru dengan kemungkinan gagal.
Kepala sekolah penggerak semestinya adalah seorang pemimpin yang tujuan utamanya adalah meningkatkan lingkungan belajar dan praktik-praktik mengajar di sekolah. Kepala sekolah pada sekolah efektif lebih fokus pada kurikulum dan pembelajaran dari pada tugas-tugas manajerial (Gumus & Akcaoglu 2013:290).
Kepala sekolah adalah penggerak, benchmark, dan tolok ukur. Guru-guru yang dipimpin oleh kepala sekolah penggerak biasanya adalah mereka yang punya metode mengajar yang berbeda dari biasanya. Mereka fokus pada bagaimana membuat pembelajaran terasa lebih menyenangkan. Mereka keluar dari rutinitas dan melakukan gaya pembelajaran baru.
Bagaimana kita sebagai pemimpin melihat suatu kegagalan untuk menciptakan budaya inovatif dalam budaya organisasi kita. Kalau ada guru atau kepsek menciptakan hal yang baru, lalu gagal, jangan dimarahi, karena kegagalan adalah guru yang konsisten mengajari kita. Tiga hal yang kita selalu lihat di sekolah penggerak baik guru maupun siswa adalah banyak tanya, banyak coba, dan banyak karya (Nadiem Makarim).