Yang ketiga adalah wujud dari kompetensi kepribadian kepala sekolah yakni dapat menjadi tauladan. Teladan dalam displin, baik jam masuk sekolah maupun jam pulang sekolah, Teladan untuk menginspirasi, mengajar, dan memberi contoh yang baik terhadap guru kita, teladan dalam berkomunikasih dan bertingkah laku disekolah, teladan dalam memberikan punishment kepada guru, walaupun mereka ada kesalahan, jangan memarahi mereka didepan guru yang lain, carilah tempat yang nyaman untuk menyampaikan kemarahan kita.
Selanjutnya adalah kepala sekolah harus mampu membuat strategi perubahan sekolah, lakukan analisis SWOT (Strength/ Kekuatan, Weakness/ Kelemahan, Oportunity/ Peluang, Threat/ Ancaman). Tentukan apa saja kekuatan sekolah kita, kemudian dimana letak kelemahannnya, apa saja peluang yang ada, dan ancaman – ancaman yang merusak tatanan sekolah. Dari analisis SWOT yang ada, maka kita akan bisa merancang perkembangan sekolah yang akan datang.
Hal kelima yang harus dilakukan seorang kepala sekolah adalah Siap menerima masukan dan kritikan, seorang kepala sekolah tidak selalu benar, ia juga mempunyai kelemahan, maka tidak ada salahnya seorang kepala sekolah menerima kritikan dan saran dari bawahan yang sifatnya memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut, lakukan azas musyawarah dalam memecahkan masalah yang ada, karena beban yang berat akan terasa ringan bila dipikul secara bersama-sama atau gotong royong.