Orang tua adalah pendidik yang utama dan terpenting bagi seorang peserta didik, namun permasalahannya orang tua harus mencari sendiri informasi dan pengetahuan yang mengarah untuk menumbuhkan dan mendukung pendidikan anak – anaknya dalam kondisi positif.
Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita dengar, jika berbicara tentang pendidikan maka fokus pembicaraan sering tertuju pada peserta didik dan guru. Orang tua seakan-akan terabaikan dan tidak ikut mengambil bagian. Padahal orang tua memilki peran yang sangat besar dalam proses pendidikan anak.
Lebih memiriskan hati terasa, apabila peserta didik berhasil, yang ditanya selalu siapa orang tuanya. Sebaliknya apabila peserta didik memiliki kegagalan, yang ditanya adalah siapa guru yang mengajarnya.
Tidak adil rasanya, padahal keberhasilan pendidikan seorang peserta didik juga tergantung kepada sejauhmana keterlibatan keluarga.
Keterlibatankeluarga sangat bermanfaat untuk mendukung prestasi akademik, meningkatkan kehadiran, kesadaran terhadap kehidupan yang sehat, meningkatkan prilaku positif dan lain sebagainya.
Kemitraan antara sekolah dengan keluarga serta masyarakat dalam membangun ekosistim pendidikan sejalan dengan visi kementerian Pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan berlandaskan Gotong Royong. Program kemitraan bertujuan untuk menjalin kerjasama dan keselarasan program pendidikan disekolah, keluarga dan masyarakat sebagai trisentra pendidikan dalam membangun ekosistim pendidikan yag kondusif.
Keluarga atau orang tua diharapkan membantu dan mendukung perkembangan peserta didik melalui bimbingan, arahan, motivasi dan tindakan mendidik lainnya yang selaras dengan program pendidikan yang dilaksanakan pihak sekolah. Sebagai contoh, ketika sekolah mengajarkan agar peserta didik selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah, maka dirumah juga diajarkan untuk menjaga kebersihan lingkungan rumah. Masyarakatpun sesuai dengan kapasitasnya ikut pula mewujudkan hal yang sama.