The Center for Reseach on Educational Policy dari University of Memphis membuat indikator kualitas pembelajaran, Pertama, lingkungan fisik yang kaya dan merangsang. Kedua, iklim kelas yang kondusif untuk belajar. Ketiga, harapan jelas dan tinggi para peserta didik. Keempat, pembelajaran yang koheren dan berfokus.
Kelima, wacana ilmiah yang merangsang fikiran. Keenam, belajar otentik. Ketujuh, asesmen diagnostik belajar yang teratur. Kedelapan, membaca dan menulis sebagai kegiatan reguler. Kesembilan, pemikiran matematis. Kesepuluh, penggunaan teknologi secara efektif.
Dalam proses pembelajaran, guru harus bisa memberikan contoh yang kontekstual dalam kehidupan nyata peseta didik. Hal itu perlu dilakukan, agar peserta didik bisa lebih memahami bentuk realnya sehingga belajar tidak seperti dalam dunia fantasi yang penuh dengan khayalan belaka.
Untuk itu berbagai peralatan dan media pembelajaran perlu dibawa guru masuk ke dalam kelas. Kesemuanya itu dilakukan dengan tujuan agar peserta didik bisa memahami konsep-konsep yang diajarkannya.
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru melakukan berbagai strategi dan metoda agar peserta didik yang semulanya tidak mengerti terhadap suatu materi pelajaran menjadi mengerti dan memahaminya.