Spirit Sumbar – Pemuka Adat Nagari Kuraitaji manyilau pedagang pabukoan di bulan suci ramadhan pada 1437 H- 2016 M, Senin, (13/62016).
Pucuk pimpinan adat nagari Kuraitaji H.Faisal Dt Mantari Ameh dan pemuka masyarakat lainnya, tinjau pedagang pabukoan di Pasar Nagari Kuraitaji. Disamping membeli pabukoan mereka juga mempertanyakan keadaan jual beli selama bulan suci Ramadhan di pasar tradisional itu.
Mira, Salah seorang pedagang pabukoan yang berjualan di pasar Kuraitaji, mengaku sudah cukup lama berjualan pabukoan di setiap bulan ramadhan. Tapi ditahun ini ujarnya, ada perbedaan aturan yang dibuat oleh pemerintah kota Pariaman.
“Peraturan itu sangat merugikan para pedagang yang berjualan di sini. Salah satunya, banyak aparat keamanan yang dikerahkan oleh pemerintah, yaitu Polisi, Sat Pol PP dan LLAJ, yang katanya hanya untuk keamanan pasar,” ujarnya.
Tapi ujarnya para pedagang malahan merasakan dirugikan oleh kehadiran pengaman yang menakutkan. Para pembeli merasa takut masuk pasar, lantaran dikiranya petugas itu sedang razia atau ada demo di Pasar. “Jadi mereka takut masuk ke pasar, sehingga dagangan kami tak laku,” keluhnya.
Elok, pedagang pabukoan lainnya mengaku hanya tiga hari berjualan di pasar tradisional Kuraitaji dan memutuskan untuk tidak berdagang ditahun ini. “Di bulan puasa kami sudah merasa dirugikan dengan kehadiran aparat keamanan yang menakutkan. Semua pedagang menuntut pada pemerintah agar jangan menakut nakuti masyarakat yang berjualan pabukoan di pasar tradisonal ini,” ujarnya.