Momentum perayaan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) disambut antusias oleh insan pendidikan di berbagai wilayah tanah air. Penyelenggaraan upacara bendera untuk memperingati Hardiknas yang berlangsung secara daring dan luring terbatas, juga mendapat respons positif dari para pemuda yang berpartisipasi dalam upacara Hardiknas di Kantor Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Jakarta.
Bicara tentang makna tema peringatan Hardiknas “Pimpin Pemulihan, Bergerak untuk Merdeka Belajar”, Jehosua Willhelmus Ebenhaezer Abolla, siswa SMKN 2 Cibinong, berpendapat bahwa Hardiknas bukan hanya sekadar perayaan tahunan yang melibatkan seluruh ekosistem pendidikan, melainkan juga momentum untuk bersyukur atas kemajuan yang terjadi di dunia pendidikan dan kebudayaan. Ia mengatakan, dengan berbagai sarana dan prasarana yang tersedia saat ini, tidak ada alasan bagi generasi muda untuk bermalas-malasan dalam menuntut ilmu.
“Bisa merasakan berbagai perkembangan di dunia pendidikan menjadi hal yang luar biasa. Sebelumnya, sangat sulit merasakan layanan pendidikan. Saat ini, melalui Merdeka Belajar kita memiliki kemudahan untuk mengakses pendidikan baik secara konvensional maupun dengan memanfaatkan teknologi (internet). Malah sekarang kita harus lebih rajin lagi belajar karena sarana pendidikan sudah banyak,” ujar Jehosua, pemain piano yang tergabung dalam orkes pengiring pada perayaan Hardiknas di halaman kantor Kemendikbudristek, Jumat (13/5).
Naufal Daffa, anggota pasukan pengibar bendera (Paskibra) Kota Bandung yang bertugas dalam upacara, mengakui sistem pendidikan Indonesia terus berkembang semakin baik. Ia merasakan proses belajar yang lebih menyenangkan. Merdeka Belajar yang diterapkan di SMK kata dia, sangat berpengaruh terhadap kemajuan pendidikan.
“Semangat terus untuk para generasi muda dalam membangun pendidikan, mari kita hargai dan dukung (proses) pendidikan kita agar pendidikan kita lebih bermanfaat untuk diri sendiri dan bangsa Indonesia, wujudkan Merdeka Belajar,” kata Daffa.
Sementara itu, Muhammad Fadhil, siswa Kelas 2 dari SMAN 70 Jakarta menilai peringatan Hardiknas, sebagai sebuah momentum yang bagus untuk berefleksi dan membenahi kebijakan pendidikan agar semakin baik di masa depan, tak terkecuali Merdeka Belajar. “Merdeka Belajar membuat siswa-siswa menjadi lebih termotivasi dalam pembelajaran. Sistem pendidikan yang semakin baik akan sangat berguna bagi kemajuan bangsa,” katanya.
Siswa kelas 2 SMPN 115 Jakarta yang juga menjabat sebagai Ketua OSIS angkatan 2021/2022, Andi Salman Najafy, menyebut kebijakan Merdeka Belajar menjadikan peserta didik sebagai insan yang cerdas, berkarakter, berakhlak mulia, dan berprestasi. “Saya harap, pendidikan di Indonesia semakin maju, siswanya semakin cerdas dan tenaga pendidik semakin kreatif,” tambahnya.
Komentar positif tentang Merdeka Belajar pun disampaikan Gabriela Patricia Winny Gracia, Vokalis Tenor paduan suara Gita Bahana Nusantara (GBN) Provinsi DKI Jakarta. “Saya lihat sekarang dengan Merdeka Belajar, akses untuk para siswa dan mahasiswa mengembangkan (meng-explore) minat (passion) semakin dipermudah pemerintah. Di sekitar saya banyak temen-teman yang ikut program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan dengan itu mereka bisa menggarap keterampilan dengan lebih mumpuni di luar apa yang biasanya diajarkan di universitas. Kesempatan untuk belajar dibimbing di luar kampus ini begitu berharga,” terang dia.
Winny juga menyoroti pentingnya mahasiswa dapat kembali melakukan perkuliahan tatap muka secara penuh dan merasakan pengalaman kerja di dunia nyata. “Tetap semangat dan jangan terlena oleh kenyamanan yang ditawarkan perkuliahan jarak jauh (PJJ), karena itu hanya ideal dilakukan dalam kondisi darurat. Kalau kita bandingkan, secara objektif sebenarnya perkuliahan tatap muka jauh lebih efektif karena sering kali ada pembelajaran yang sulit disampaikan secara daring (online),” ungkap mahasiswa Universitas Indonesia (UI) ini.
Tak luput, Gandy Des Ardy yang juga perwakilan GBN dari Provinsi DKI Jakarta berharap melalui Merdeka Belajar, pendidikan di Indonesia semakin inklusif di masa yang akan datang. Ia berharap kemajuan pendidikan tak hanya dirasakan oleh masyarakat yang berada di kota-kota besar saja, tetapi juga terasa oleh masyarakat di daerah terpencil.
“Belajar adalah kewajiban bagi generasi penerus bangsa. Masih butuh proses untuk memeratakan pendidikan di Indonesia dan butuh kesadaran semua pihak karena tidak mungkin pemerintah bergerak sendiri memajukan pendidikan. Mari bersama dorong dan dukung Merdeka Belajar,” ucap pemilik suara tenor ini.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim dalam pidatonya mengatakan, perubahan positif yang selama ini diusung bersama di bawah “kapal besar” kebijakan Merdeka Belajar tidak hanya dirasakan manfaatnya oleh para orang tua, guru, dan murid di Indonesia, tetapi sudah digaungkan sampai ke negara-negara lain melalui presidensi Indonesia dalam konferensi tingkat tinggi Group of Twenty (G20).
“Tahun ini kita membuktikan diri bahwa kita tidak lagi hanya menjadi pengikut, tetapi pemimpin dari gerakan pemulihan dunia,” pungkasnya.