“Terlebih perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk memperjuangkan kepentingannya. Apalagi jika dilihat Pemilih perempuan di Kota Padang memiliki angka jauh lebih banyak dari pada pemilih laki-laki.
Mudah-mudahan kegiatan ini tidak menjadi akhir tetapi terus terlaksana secara berkesinambungan,” harap Riki.
Sementara itu Akademisi Ilmu Politik Unand Syaiful menekankan perlu penguatan kapasitas perempuan relawan demokrasi, baik secara Hard Skill dengan perlu adanya pendidikan politik terstruktur, pemahaman tentang politik, demokrasi, partisipasi politik dan pemilu.
“Selanjutnya secara Soft Skill yaitu dengan perlu adanya praktek politik dalam kehidupan keseharian, kemampuan public speaking, bernegosiasi, dan mampu menjadi fasilitator” jelas Syaiful.
Diskusi yang dimoderatori oleh Ketua Program Studi Magister Ilmu Politik Unand, Tengku Rika Valentinan ini, menegaskan output program pengabdian masyarakat ini adalah Modul Kegiatan dan ToT relawan demokrasi untuk mengadvokasi Ibu RT sebagai Agen Sosialisasi Politik dengan Basis Keluarga.
Kedepannya kegiatan ini akan di lanjutkan kembali dalam forum TOT untuk para relawan demokrasi terkhusus perempuan sehingga ketika mereka terjun ke lapangan mempunyai pengetahuan dan pengalaman sehingga bisa mensosialisasikan pendidikan politik ini pada pemilih Perempuan khususnya di Kota Padang.(rls)