Menurutnya, PT Angkasa Pura selalu berinovasi untuk memberikan pelayanan (service) dan keamanan (security) yang paripurna kepada pengguna bandara, maupun terhadap stakeholder yang beraktivitas di BIM, umpamanya KKP, Imigrasi, Bea Cukai, dan lainnya.
“Kita mempunyai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ketat, baik secara internal perusahaan maupun dari regulator Kementerian Perhubungan,” imbuh Yos, yang didampingi Manager of Finance & HR Firman Eri, Manager of Airport Operation Services Fitra Maulana, Spv General Affairs Fendrick Sondra dan Asmen HR & GA Ergacia.
Kemudian Yos menjelaskan masalah antisipasi terhadap virus Corona yang sekarang sedang merebak di China, bahwa BIM sudah menyiapkan alat pendeteksi suhu tubuh (termoscaner) dan ruang isolasi sekira ada penumpang yang terdampak, berdasarkan standar-standar WHO.
Saat kedatangan turis dari Kunming China tempo hari, sebut Yos, alat termoscaner tersebut sudah digunakan, dan dicek kesiapannya oleh Wagub Nasrul Abit. “Sementara saat kedatangan, Gubernur Irwan sendiri yang menyambut turis tersebut di BIM,” ucapnya.
Terhadap kenaikan harga tiket, ungkap Yos, memang berdampak banyak terhadap PT Angkasa Pura. Jumlah penumpang turun drastis, dari 4,1 juta orang di tahun 2018, menjadi 3 juta di 2019. “Akibatnya kita rugi 22 miliar selama tahun 2019 lalu,” ujar putera Betawi yang humoris itu. (Salih/Rel)