Kalau ini dibiarkan maka suatu saat nanti kita tidak akan lagi menemukan rumah gadang di daerah-daerah. Saya telah berkeliling Sumbar, dan mendapati keadaan dimana rumah gadang banyak yang sudah lapuk dan ditinggal penghuninya.
Sementara bangunan rumah gadang baru hampir tidak ada. Tapi keprihatinan ini mendapat jawaban dari Presiden Jokowi dengan adanya upaya revitalisasi rumah-rumah gadang yang tetdapat di “Nagari Saribu Rumah Gadang” di Kabupaten Solok Selatan.
Ceritanya Jokowi pernah mendaki Gunung Kerinci sewaktu masih menjadi mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) dan melewati Solok Selatan. Kekagumannya atas rumah gadang di Solok Selatan, setelah mendapatkan laporan sudah banyak yang lapuk, membuat Jokowi tersentuh untuk merevitalisasinya.
Mengingat pelestarian dan potensi wisatanya yang sangat menjanjikan ke depan. Kepedulian Jokowi ini patut diapresiasi oleh Masyarakat Minang, sebagai pemicu gerakan revitalisasi rumah-rumah gadang di daerah-daerah.
Sebenarnya apa dikhawatirkan saya dan Jokowi itu sudah lama ada pada diri seorang arsitektur Eko Alvarez (alm) dosen senior di Unversitas Bung Hatta (UBH), dimana dengan bekerjasama dengan sebuah yayasan yang peduli terhadap pelestarian rumah tradisonal, dilakukan lah revitalisasi beberapa rumah gadang di daerah Sumpu, Kabupaten Tanah Datar. Letaknya di tepian Danau Singkarak. Berkat jasa doktor Eko Alvarez, sekarang rumah gadang itu sudah kembali berdiri megah dan anggun di sana.