Bahkan SBY menjadikan program pembangunan infrastruktur bukan sebagai agenda tapi menjadi tahapan. Maka siapapun presiden pengganti, tinggal melaksanakan blue print yang sudah dibuat di era SBY.
Suka atau tidak suka, itulah kenyataannya. Tol Cipali misalnya, adalah hamparan jalan tol terpanjang setelah Jakarta Cikampek, Jagorawi, Jakarta Merak, yang dibangun Soeharto. Pembangunan Tol Cipali yang memiliki kesulitan tinggi dalam mewujudkannya menunjukan bagaimana SBY memang sungguh sungguh membangun. Dalam hal ini peran Sandi Uno yang sekarang terpilih sebagai wakil gubernur dalam merencanakan dan menyatukan 20 bank besar sebagai pendana patut diapresiasi.
Pun Demikian pada proyek infrastrktur yang lain, Waduk Jatigedhe yang terbengkalai sejak pembebasan lahan dilaksanakan di era Orde baru, berhasil SBY wujudkan. Dan Jokowi tinggal meresmikan diawal pemerintahannya.
Sebenarnya saya pada mulanya optimis Jokowi akan lebih sublimatf memimpin. Karena performancenya yang terlihat rendah hati dan cerdas, walau terbungkus stylist-nya yang alami. Dikemudian hari saya berfikir ulang dengan persepsi, saya itu setelah melihat rangkaian kinerja yang jauh dari ekspektasi.
Infrastruktur dan kehidupan politik sebagai variabel penting dalam pembanguan di negara demokrasi begitu berserakan. Atmosfir politik begitu panas, tidak sedikit partai politik (parpol) saling berkelahi antar sesamanya. Bahkan ditingkat ormaspun KNPI terpecah 3 kepengurusan.