“Tapi faktanya jelang beroperasi kereta ke BIM, masyarakat daerahnya dilewati kereta api bandara mulai was-was,”ujarnya.
Tak hanya plang pampangan kereta, rambu peringatan juga tidak ada.
“Seperti di ruas Taluak Mundam ke Batang Sarik sudah tak ada plang dan rambu, rel lebih tinggi pula dari jalan yakni satu meter tingginya, itu bisa mengundang kecelakaan dan kerusakan kedaraan jenis Sedan juga jenis Avanza,”ujar politisi Demokrat itu yang saat reses Dapil kemarin itu masih tercatat sebagai Ketua Komisi IV DPRD Sumbar.
Menurut HM Nurnas, curhat warga disampaikan saat reses Dapil di halaman Masjid Raya Nurul Huda Pilubang Ketaping Padang Pariaman, tidak mengada-ngada apalagi sampai dikatakan anti pembangunan.
“Saya tidak sekedar menampung, keluhan warga langsung saya cek and ricek ke lokasi, kalau ada pihak mengatakan itu untuk popularitas Nurnas, ayo bersama kita cek fakta ke lapangan,”ujarnya.
Perlu diingat lintasan kereta api merupakan imbas setelah Bandara Ketaping beroperasi, dan membangun jalur kereta api ke Bandara dari dulu sampai sekarang dan kedepan anak nagari Ketaping sangat mendukung.
Tapi masyarakat juga tidak bodoh perencanaan dan ucapan pejabat terkait soal keselamatan dan kenyamanan, selalu mereka.