Sementara itu, PJ Wali Nagari Aia Gadang Jamaris mengatakan, tiap tahun kawasan di dua Kejorongan yang ada di Nagari Aia Gadang yakni Jorong Labuh Lurus dan Jorong Pasir Bintungan.
Akibat dari bencana banjir tiap tahun menggenangi pemukiman penduduk sekitar lebih kurang 300 Kepala Keluarga lebih dengan ketinggian air rata – rata satu sampai tiga Meter
Jika terjadi pada musim penghujan curah hujan tinggi bisa memakan waktu satu hari sampai tiga hari lamanya baru kembali surut, tak jarang masyarakat terdampak terpaksa mengungsi ketempat yang aman kerumah tetangga dan kerabat dekat lainya.
Tidak itu saja, akibat terjangan aliran sungai batang pasaman ratusan lahan pertanian dan perkebunan terancam rusak, puluhan rumah warga terancam ambruk kedalam aliran sungai dan aliran sungai tersebut juga mengancam arus transportasi Jalan dan Jembatan terancam putus jika tidak dilakukan penanganan nya segera dilakukan pemerintah.
“Kami bermohon agar pemerintah dan presiden jokowi mendengar derita kami masyarakat Aia Gadang yang berada di kawasan aliran sungai batang pasaman”,Ujar Jamaris.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Pasaman Barat Jhon Edwar mengatakan,
Pemerintah daerah Pasaman Barat sudah berupaya melakukan penanggulangan banjir batang pasaman, namun dengan keterbatasan APBD, tidak dapat berbuat banyak
Sementara yang bisa diperbuat hanya dalam bentuk pembebasan lahan dan ini sudah dilaksanakan melalui instruksi langsung Bupati Pasaman Barat H.Hamsuardi agar lahan yang terkena dampak dari pembebasan lahan yang menjadi langganan banjir tuntas di bebaskan dengan musyawarah dan mufakat bersama masyarakat sekitar.
Ia memceritakan, guna penanggulangan bencana dampak banjir Batang Pasaman Nagari Aia Gadang pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) dan Bina Kontruksi Sumatera Barat pada tahun 2018 sudah melaksakan pembuatan desain rencana penanggulangan banjir batang pasaman dan pada
Bulan Juli 2021 kemaren Gubernur Sumbar Mahyeldi juga sudah meninjau langsung ke lokasi titik dampak banjir tersebut namun apa daya selalu dihadapkan dengan yang namanya anggaran.
Sementara itu, salah seorang tokoh masyarakat Nalih yang akrab di sapa Bujur menyampaikan kepada pemerintah baik daeah Provinsi dan Pemerintah Pusat kami selaku anak nagari yg merasakan langsung dampak banjir tersebut,
Harus kemana lagi dan sampai kapan kami harus menunggu uluran dana untuk pekerjaan tersebut,
Wahai bapak, ibuk yang punya kuasa, tolong dengar keresahan kami jangan biarkan bencana merenggut harta, nyawa kami di Nagari Aia Gadang. (Adv/BUYUNG)