Jalin Kerjasama Dengan PT. Food Station, Pemkab Solok Kirim 10 Ton Beras Bersertifikat IG

oleh

SOLOK, SpiritSumbar.com – Beras Solok varietas Anak Daro dan Cisokan merupakan salah satu kekayaan sumberdaya lokal yang sudah mendapat pengakuan Indikasi Geografis.

Demikian disampaikan Bupati Solok H. Epyardi Asda menandai pengiriman  perdana keberangkatan 10 ton Beras Solok.  Bersertifikat Indikasi Geografis (IG) varietas Cisokan menuju PT. Food Station, Jakarta, di Aro Suka, Kamis (15/9/2022).

Dia jelaskan, Beras Solok dengan sertifikat IG akan memiliki harga jual yang tinggi karena terjamin kemurnian dan kualitasnya.

“Ini merupakan sebuah potensi yang harus kita maksimalkan. Kita akan memacu produksi beras dengan sertifikat IG sehingga memiliki harga yang tinggi. Dampaknya akan dirasakan oleh para petani,” sebut Epyardi Asda.

Bupati menambahkan, Pemerintah Kabupaten Solok akan terus menggenjot produksi beras khususnya Cisokan dan Anak Daro yang bersertifikat IG. Bahkan, Pemkab Solok sudah membagikan lebih kurang 70 ton benih padi Anak Daro bersertifikat kepada kelompok tani.

Permintaan beras Cisokan dan Anak Daro dari Food Station mencapai 200 ton per bulan. “Saat ini, kita yang memang belum sanggup untuk memenuhinya. Artinya, ada peluang peningkatan ekonomi bagi petani padi di Kabupaten Solok,” ujarnya.

Epyardi Asda mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk kerjasama Pemerintah Kabupaten Solok dengan PT. Food Station Jakarta dalam memasarkan beras itu dengan harga lebih tinggi. Kerjasama itu akan sangat menguntungkan petani padi.

Pengiriman beras dari Gapoktan Penggiat Cisokan dan Anak Daro itu disaksikan Kepala OPD dan  Asisten II, Syahrial. Juga, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok, Kennedy Hamzah, Camat se-Kabupaten Solok, serta Wali Nagari.

Turut mendampingi, Masyarakat Pelindung Indikasi Geografis (MPIG), Hendrizal.  Serta Ketua Gapoktan Cisokan dan Anak Daro Singkarak, Firman.

Bupati mengakui, saat ini memang masih ada beberapa kendala yang menghambat produksi padi di Kabupaten Solok. Mulai dari pengaruh musim kemarau yang memicu kegagalan panen di sejumlah sentra produksi padi. Kemudian juga penanganan hama, terutama hama tikus yang sering menyebabkan kerugian bagi petani.

Selanjutnya

 

Menarik dibaca