Disinilah letak susahnya menjadi seorang pemimpin dibandingkan menjadi seorang kepala.
Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik harus bisa menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan. Menurut Ki Hajar Dewantoro ada tiga, yakni Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani. Filosofi tersebut memberikan sinyal bahwa seorang pemimpin ketika berada di depan harus dapat di teladani dan memberi contoh. Ketika di tengah-tengah dapat membangkitkan semangat kerja, dan pada saat di belakang akan dapat mendorong prestasi kerja stafnya.
Pemimpin yang baik harus bisa memberikan contoh teladan bagi stafnya. Apa yang diucapkan harus sesuai dengan yang dilaksanakan. Janganlah peraturan dibuat untuk stafnya saja. Sementara dia sendiri sering melanggarnya.
Tentu kewibawaan seorang pemimpin akan hilang dimata staf. Walaupun didepan pemimpin seperti itu semua staf mengangguk. Namun apabila dibelakangnya mereka akan menggeleng.
Bahkan yang lebih parah lagi, jika seorang pemimpin yang tidak baik hari ini berhenti jadi pimpinan. Keesokan harinya tidak lagi ditegur oleh stafnya. Amat malanglah rasanya nasib kita ketika kita menjadi seorang pemimpin seperti ini.
Pemimpin yang baik harus mempunyai visi dan misi serta dapat menjalankannya dengan baik. Bukan hanya sekedar teori pemanis bibir yang hanya untuk dijalankan oleh stafnya saja.