Istri Meninggal dan Anak Diisolasi, Perantau Asal Sumbar di Sampit Butuh Bantuan

oleh

“Saya ingin membawa anak dan mertua pulang kampung. Saya berhenti karena ingin pulang kampung habis. Anak dan mertua kan Ndak mungkin pulang kampung berdua. Jadi, saya pulang kampung bersama mereka. Saya sudah membuat surat resign pada 6 juni kemarin. Saya ingin mendampingi anak di kampung,” tuturnya.

Meski demikian, atas cobaan yang dihadapi, Ade berusaha untuk tetap tegar. Pihak maskapai telah mengembalikan uang pembelian tiket penerbangannya.

Kata Ade, dia akan berusaha menggunakan uang tersebut untuk biaya sehari-hari selama anak dan mertuanya berada di rumah sakit. Kata Ade, berdasarkan informasi yang dihimpunnya, hasil pemeriksaan swab anaknya akan keluar 15 – 20 hari lagi. Ade, anak, dan mertuanya tidak memiliki kerabat di rantau.

Jika uang tersebut habis, dan anaknya nanti sudah diperbolehkan keluar karena sehat, Ade mengaku tidak tahu harus berbuat apa. “Di sini, kami tidak ada siapa-siapa. Kalau habis pitih, dan kalau anak sudah keluar dari rumah sakit (karena dinyatakan sehat), saya tidak tahu kelanjutannya bagaimana,” terangnya.

Dia meminta agar masyarakat ikut mendoakan kesembuhan anaknya. Ade juga berharap agar Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) atau masyarakat Minang yang ada di Sumbar atau di rantau untuk membantu proses pemulangannya bersama anak dan mertuanya. “Saya berharap ada pihak yang membantu proses kepulangan kami,” sebutnya.

Menarik dibaca