Istri Meninggal dan Anak Diisolasi, Perantau Asal Sumbar di Sampit Butuh Bantuan

oleh

Ade sebenarnya menolak pembatalan keberangkatan itu. Sebab, dia, anak, dan mertuanya sudah mengantongi surat keterangan telah melakukan rapid test dengan hasil negatif Covid-19.

Namun, kata Ade, pihak bandara tetap tidak mengizinkan karena suhu tubuh anaknya tinggi. Sebagaimana diketahui, suhu tubuh tinggi lewat 37 derajat celsius merupakan salah satu gejala seseorang terinfeksi virus corona.

Pihak bandara lalu menghubungi pihak gugus tugas penanganan Covid-19 setempat. Setelah konsultasi dengan dokter anak di rumah sakit, diputuskan bahwa sang anak harus isolasi mandiri.

“Tiba di rumah sakit, langsung isolasi. Dia diisolasi mulai jam enam malam kemarin. Pada malam kemarin, anak saya juga sudah dilakukan tes swab oleh petugas medis. Sedang mertua berada di rumah sakit untuk mendampingi anak di kamar isolasi,” jelasnya.

Kata Ade, anaknya tersebut baru berumur 48 hari. Pada pertengahan Mei lalu, istrinya meninggal dunia. Beberapa hari setelah melahirkan, istrinya harus diisolasi di rumah sakit RSUD Dr Doris Sylvanus Palangkaraya karena gagal fungsi paru-paru. Dirinyalah yang mendampingi istrinya di rumah sakit. Setelah hampir selama setengah bulan di rumah sakit, istrinya pun berpulang.



Sekarang, anaknyalah yang harus diisolasi di rumah sakit karena gejala Covid-19. Karena ingin pulang kampung bersama anak dan mertuanya, Ade berhenti dari pekerjaan.

Menarik dibaca