“Bantauan soal alat mekanisasi pertanian Pak Nurnas sudah total membantu kami, tapi kini masalah yang sudah lama adalah soal air,” ujar Ketua GP3A Syofyan.
Pasalnya kata HM Nurnas terkait irigasi Anai I, pada 2014 HM Nurnas sudah diusulkan perbaikan total irigasi Anai I tersebut.
‘Karena banyak pintu air pembagi tidak berfungsi baik rusak maupun hancur, Allhamdulillah 2015 melalui Balai Sungai sudah dikucurkan rehab Irigasi Anai I Rp 22 M,”ujar Nurnas.
Irigasi Anai I mengaliri air untuk Sawah hingga Taluak Mundam daerah Bandara BIM, Kasang, Sungai Buluh dan sekitarnya. Tapi kata HM Nurnas meski sudah dianggarkan Rp 22 M.
Faktanya hari ini menurut Ketua GP3A Syofyan ternyata debit air sangat kecil karena di daerah hulunya disekitar Lubuk Alung terjadi pengempangan aliran air oleh penambak ikan di sana dengan batang kelapa dan pintu air ada pula yang dilas.
“Padahal fungsi air itu untuk aliran sawah, tapi karena dihempang air terbuang ke kolam dan tidak dibalikan ke aliran sekunder,” ujar HM Nurnas.
Menurut Nurnas sesuai ketentuan Balai Sungai dan PSDA harus nya mengambil tindakan untuk menjelaskan ke petambak ikan untuk tidak terganggu masyarakat petani sawah.
Masalahnya di hulu aliran irigasi Anai I yang berakibat kondisi kekinian air sampai ke hilir jauh berkurang akkbatnya sawah petani krisis air.