Sementara itu Eri Noviardi selaku panitia acara menyampaikan peserta rapat tersebut terdiri dari perwakilan dari Kabupaten/ Kota se Sumbar, BPS dan Bulog.
Sementara, pemerhati keuangan Yomintofri menjelaskan inflasi ini dihitung pada tingkat konsumen, melalui harga barang yang dikonsumsi, biasanya selama sebulan. “Agar mudah dalam memahaminya, maka barang tersebut dikelompokan menjadi makanan, sandang, perumahan, transportasi. Agar lebih lengkapnyo bisa dilihat di website BPS,” ujarnya.
Selanjutnya semua harga barang yang sudah tercatat itu dikali dengan jumlah barang yang di konsumsi. Biar ringkas, akhirnya didapatlah suatu index. Karena dibandingkan dengan tahun dasar. Di sini disebut sebagai index harga konsumen (IHK). “Perbandingan IHK bulan ini dengan bulan yang lalu atau tahun yang lalu. Itulah yang disebut inflasi, bila ada kenaikan, dan deflasi bila penurunan,” ujarnya.
Yang lebih konsern untuk konsumen mestinya gejolak harga. Karena bila cuma membandingkan kurang berarti pemaknaannya. “Singkatnya, bila bulan ini naik dan bulan depan turun, seolah olah dalam dua bulan tidak terjadi inflasi. Jadi selain inflasi selama setahun akan sangat bermakna bila ditambah informasi fluctuations perubahan harganya,” ujarnya.