Untuk diketahui, di tanah air kini sudah cukup banyak daerah mencapai PAD viskal sedang. Bahkan ada yang capai PAD viskal tinggi (kontribusi PAD atas APBD di atas 30 %), diantaranya Kabupaten Badung di Bali, dan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) di Jawa Barat.
Badung, Bali pada 2016 pendapatan APBD Rp 3,7 T, dari PAD Rp 2,7 T. Tangsel pada 2017 ini pendapatan APBD Rp 3,2 T, dari PAD Rp 2,6 T. Badung yang berlimpah PAD itu bahkan bisa menyumbang dana relatif besar untuk membantu pembangunan daerah tetangganya.
Kota Padang Panjang pada 2017 ini dengan target PAD Rp 83,6 milyar itu, sumber terbesar menurut Walikota adalah dari jasa layanan RSUD yakni Rp 42 milyar. Sisanya dari puluhan obyek pajak daerah, retribusi daerah dan penerimaan sah PAD lainnya.
Sementara itu belanja ditarget Rp 757,7 milyar, terbagi belanja tidak langsung (rutin) Rp 213,9 milyar, dan belanja lansung (pembangunan) Rp 544,3 milyar. Di belanja lansung terdapat beberapa terobosan, antaralain pembangunan pasar pusat, Islamic Centre, Rusunawa Unit-2, dan pendirian pabrik susu UHT.
Terkait rencana pendirian pabrik susu UHT (Ultra Hight Temprature) diajukan dengan anggaran sekitar Rp 800 juta pada pos Dinas Pertanian. Program ini adalah solusi atas persoalan klasik produk susu sapi perah di Padang Panjang yang hanya tahan satu-dua hari, karena diolah secara manual (direbus).