Lewat pola kerjasama seperti itu menurut Ewa, ketiga pihak akan saling terbantu. Pemko Padang Panjang akan terbantu dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan. LPK akan terbantu dalam perekrutan calon peserta diklat untuk disiapkan jadi calon naker terampil yang akan disalurkannya ke berbagai perusahaan terkait.
Sedangkan pihak perusahaan yang mengirim instruktur ke kegiatan pelatihan itu, akan terbantu dalam mencari naker terampil dibutuhkan. Artinya, jika mereka butuh, tinggal memesan alumni pelatihan tadi lewat LPK tersebut. Tidak perlu lagi pasang iklan di media, mengadakan seleksi dan pelatihan.
Selama ini kerjasama dilakukan dengan beberapa Balai Besar Latihan Kerja (BBLK) pemerintah, dan Lembaga Pelatikan Kerja (LPK) swasta. Jenis pelatihan dengan LPK seperti bahasa/budaya Jepang dan Korea Selatan (Korsel) untuk naker ke Jepang dan Korsel, operator alat berat dan Satpam untuk naker di dalam negeri.
Hasil dari penyiapan naker lewat kerjasama dengan beberapa BBLK dan LPK itu cukup menggembirakan. Sekitar 52 % dari alumni pelatihan itu sudah terserap di berbagai perusahaan di tanah air. Sedang alumni pelatihan yang untuk ke luar negeri juga sudah ada di yang diterima.
Pemko Padang Panjang melalui Dinas PM-PTSP terus berinovasi dalam meningkatkan keterampilan kerja naker kota itu, karena angka pengangguran di kota kecil tersebut relatif tinggi. Jumlahnya sesuai data BPS mencapai 1.124 orang, ungkap Ewa Soska didampingi Kabid PM dan Naker, Mardi Suntani.(jym/yet).–