Direktur RS Universitas Andalas Andani Eka Putra menjelaskan bahwa pertarungan di lapangan itu upaya untuk mengidentifikasi sebanyak-banyaknya orang yang berpotensi sebagai penular.
“Mereka tidak hanya orang tanpa gejala (OTG) tetapi juga orang dalam pemantauan (ODP) atau orang-orang yang baru pulang dari bepergian atau perjalanan. “Kelompok orang-orang ini yang harus kita cari dan identifikasi,” ujarnya.
Pertarungan saat ini seharusnya terjadi di lapangan, tidak hanya di rumah sakit. Kalau pertarungan gagal di lapangan, pertarungan itu berlanjut di rumah sakit
Andani mencontohkan untuk pengujian sampai 1.000 sampel dengan pola 55. Metode ini mampu untuk memeriksa sampel dengan cepat.
Ke-1.000 sampel tersebut dibagi ke dalam 5 tabung. Setelah pengelompokan pertama, setiap 5 tabung disatukan ke dalam 1 tabung baru. Dari setiap pengelompokkan tabung baru itu, disatukan kembali ke dalam satu tabung baru lainnya dan seterusnya.
Jadi terdapat 5 kelompok tabung yang diberi nama Pool (P) 1, P2, P3, P4 dan P5. Pada P1 terdapat 200 tabung (dari 1.000 sampel yang dibagi ke dalam 5 tabung pada tahap pertama), P2 ada 40 tabung, P3 ada 8 tabung, P4 ada 2 tabung dan P5 tinggal 1 tabung.