Setelah melihat penampilan yang disuguhkan Randai Nago Sati, Indra Catri mengaku makin yakin bahwa randai bisa dijadikan salah satu instrumen pendidikan karakter di tengah masyarakat. Menurutnya, randai bisa diangap sebagai salah satu modal sosial yang diwariskan nenek moyang Minang bagi generasi penerusnya.
“Kita harus mengembangkan dan merawat warisan ini sebaik-baiknya guna diwariskan lagi bagi generasi muda dan anak kamanakan kita. Hal ini sangat tepat dan sesuai dengan konsep kami bersama Bapak Nasrul Abit untuk menciptakan generasi muda dan sumber daya unggul Sumbar,” tuturnya.
Indra Catri berpendapat bahwa pewarisan seni tradisi Minangkabau menghadapi berbagai tantangan. Karena itu, diperlukan strategi dan program yang tepat untuk pewarisannya kepada generasi muda Sumbar. Untuk melakukan itu dibutuhkan metode pengajaran dan infrastuktur pendukung. Pihaknya berencana memfungsikan dinas terkait untuk merancang dan memprogramkan hal itu.
“Koordinasi antar-SKPD terkait dengan pemerintah kabupaten/kota akan kami tegaskan untuk ke depannya. Metode pengajaran yang tersistem yang disesuaikan perkembangan psikologis generasi muda merupakan suatu keharusan yang perlu kita rancang. Penguatan lembaga atau komunitas budaya juga harus dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan,” ujarnya.