Sejurus kemudian, bangunan Istana Merdeka tampak berubah fungsi menjadi “layar” raksasa penayangan visual tapak tilas Sumpah Pemuda dan perjuangan para pemuda di tahun 1928. Presiden dan seluruh masyarakat yang hadir dibuat terkesima dengan penayangan visual tersebut.
Tak lama setelahnya, peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro, Brazil, dari pasangan ganda campuran bulu tangkis Indonesia Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir hadir di panggung acara. Keduanya membacakan keputusan Kongres Pemuda dan Pemudi Indonesia yang di kemudian hari dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Malam tersebut, keduanya merupakan simbol dari perjuangan pemuda Indonesia yang penuh prestasi.
Rangkaian acara kemudian berlanjut pada pertunjukan budaya tarian daerah. Di tengah pertunjukan, Presiden Joko Widodo sempat beranjak dari tempat duduknya untuk menuju posisi panggung yang lebih tinggi. Tampaknya beliau ingin mendapatkan sudut pandang yang lebih luas di sana sebelum kembali ke tempat duduknya semula. Sontak saja, hal tersebut menimbulkan riuh sejumlah masyarakat yang ada di bagian panggung tersebut.
Pagelaran seni dan budaya Nusantara Berdendang ditutup dengan medley lagu-lagu daerah di mana seluruh penampil tampil dan berkolaborasi dalam satu koreografi. Presiden Joko Widodo, Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan Ibu Mufidah Kalla serta Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri turut menyempatkan diri untuk berfoto bersama seluruh pendukung acara setelah pertunjukan selesai.