Duderija dari Griffith University Australia. Dr. Bernadette P. Ressureccionmenjelaskan kaitan antara gender and climate change dimana dalam program clean and green yang mendukung kesehatan lingkungan serta kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana tidak selalu adil atau setara bagi semua gender, masih ada beberapa pihak yang termarginalkan seperti perempuan yang tidak terlibat dalam prosesnya.
“Keynote speaker dari Indonesia yang saat ini juga sebagai Ketua PPGAK, Dr. Jendrius, M.Si melalui presentasinya melaporkan terkait perceraian di mana menurut Jendrius pada 10 tahun terakhir terjadi peningkatan kasus perceraian di Indonesia,” ujar Andri mereview konferensi tersebut.
Kasus cerai gugat kata Jendrius di materinya juga mengalami peningkatan, hal ini tampak pada data dari Pengadilan Agama. “Kasus perceraian lainnya yang juga banyak terjadi adalah cerai ghaib yang didefinisikan sebagai tidak diketahuinya keberadaan dari suami / istri yang menggugat,” ujar Jendrius
Selain itu masih menurut Jendrius, perceraian tidak bisa dianggap sebagai hari kiamat bagi keluarga atau pasangan, bahkan perceraian bisa dianggap menjadi suatu konsekuensi positif dari hidup berpisah tetapi bersama.
Dr. Adis Duderija, pembicara dari Griffith University dalam sesi presentasinya memaparkan tentang bagaimana interpretasi Al-Qur’an dan Hadist yang berdampak pada pemahaman tentang peran perempuan dan laki-laki yang mengakibatkan munculnya bias gender.