Gubernur menilai, Kota Padang Panjang punya potensi relatif besar untuk lebih berkembang dan maju. Di antaranya, letak strategis kota di pertigaan jalan darat jantung Sumbar dan Sumatera, alam yang indah dan sejuk, popular sebagai kota pelajar, daya tarik aneka kuliner, punya Institut Seni Indonesia (ISI) dan lainnya.
Dengan berbagai potensi itu, peluang Kota Padang Panjang untuk meraih kejayaannya seperti masa lalunya menurut Gubernur Irwan cukup besar. Kekuatan kota tujuan layanan pendidikan bisa lebih dipacu. Dengan potensi ISI, Padang Panjang bisa punya event seni budaya sampai berskala internasional, wisatawan akan ramai datang.
Padang Panjang di masa lalu, seperti diketahui, pada 1790 M menurut penelitian Christine Dobbin, sudah menjadi kota modern (ukuran masa itu). Indikatornya, antara lain penduduk sudah heterogen, jual-beli di pasar mulai pakai uang (uang spanyol) dan pedagang yang masuk bahkan ada dari Eropa, China, India dan Arab yang datang dengan berkuda dari pantai barat.
Itu sekitar 91 tahun sebelum keluarnya Bisluid Gubernur Jendral Belanda No.181/181, yang menyatakan Padang Panjang sebagai sebuah kota (bukan kota administratif pemerintahan). Atau 47 tahun sebelum Padang Panjang tampil jadi Ibukota Provinsi Sumatera West Kust (wilayah Prov Sumbar kini).