Kapolres AKBP Irfa Asrul Hanafi dan Dandim 0307 TD Letkol inf. Nandang Dimyati bersama awak media berkunjung ke rumah Santi dan menyaksikan betapa memiriskannya kehidupan yang mendera Santi, sehingga ia harus berbuat demikian.
Menurut pengakuan Ibu dua anak yang masih kecil-kecil ini, dirinya sama sekali tidak mendapatkan bantuan raskin mengungkapkan penyebab ia berbuat nekad. “Awak mengambiak lado tu hanyo kira-kira setenggah kilo, untuk teman makan nasi pak, indak sabanyak yang dikadukannyo (saya mengambil cabe tidak banyak pak hanya setengah kilo saja untuk sambal, tidak sebanyak yang dilaporkan. Red)” ungkapnya sedih.
Kapolres dan Dandim terlihat prihatin ketika mengamati kondisi gubuk Santi dan keluarganya. Menghuni gubuk reot beratapkan kain terpal yang terbuat dari plastik, berdinding bambu serta berlantaikan tanah, tanpa dialiri penerangan listrik, dihuni 10 orang dari 3 kepala keluarga yang tak satupun menerima jatah raskin dari pemerintah dan tak mendapatkan jaminan kesehatan (KIS).
Santi mengakui setiap hari tidur di kamar berukuran 1,5 x 1,5 meter ini dan menyampaikan bahwa suaminya jarang pulang ke rumah, dan orang tuanya pun hanya “tukang panjek karambia” (menerima jasa ambil buah kelapa) mengunakan jasa beruk.