Namun, amat disayangkan, saat ini patung harimau tersebut terlihat lusuh dan pudar alias tidak terawat. Kondisi demikian seakan memperlihatkan ketidak pedulian pihak berkompeten terhadap keberadaannya.
“Tetapi sekarang tempat itu tidak lagi ramai dan kurang di minati warga seperti sebelumnya. Penyebabnya kita tidak tahu atau mungkin karena tidak indah lagi lusuh dan kotor tidak terurus sehingga minat warga untuk santai beserta keluarga di sana berkurang,” ujar Ita warga yang sering bersantai di bundaran janction.
Kabid Kebersihan dan Pertamanan Dinas PU Agam, Azwir, ketika dihubungi via ponselnya, Selasa (2/8/2016), mengakui kalau perawatan junction berikut patung harimau tersebut merupakan tanggung jawab bidang yang dipimpinnya. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk memperbarui belang patung harimau dimaksud.
“Biaya untuk pengecatan patung harimau itu tidak ada dalam anggaran bidang yang saya pimpin. Makanya saya tidak bisa berbuat untuk memperbarui catnya,” ujarnya.
Banyak pihak menyayangkan tersia-sianya perawatan patung harimau tersebut. Padahal, biayanya tidak seberapa, tetapi malah tidak masuk dalam anggaran Dinas PU Agam. “Dulu patung harimau itu nampak gagah, dengan belangnya yang menarik. Namun kini terlihat lusuh, bagaikan tak bertuan,” ujar seorang warga, yang mengaku bernama St. Rajo Bunsu, Selasa (2/8/2016).